Ini Cara Membuat Jaja Tujak, jajanan Khas Lombok

 Bagi anda yang belum mengenal Lombok, salah satu sunda kecil yang terkenal dengan makanan khasnya yaitu “pedas” berada di wilayah Nusa Tenggara, terletak dibagian Timur Indonesia, ibukota Mataram dan Provinsi Nusa Tenggara Barat, biasa di singkat NTB.
Lombok, berada di antara Pulau Wisata (Bali) dan Pulau Madu (Sumbawa). Lombok juga bisa diartikan “lurus” yang berarti hati masyarakat Lombok tidak bisa di belok-belokkan dengan paham Pundamentalisme sehingga melahirkan Radikalisme, yang bisa memecah belah NKRI. Kembali pada judul di atas.
“Apa Itu Jaja Tujak dan Cara Membuatnya” Kali ini Jurnalis Warga (Sanusi Arbi-red), akan mengupasnya lebih dalam proses pembuatan Jaja Tujaq (JT) ala Sasak. Jaja Tujaq (JT) adalah jajanan yang terbuat dari campuran beras (ketan) dengan parutan buah kelapa. Cara membuatnya pun gampang-gampang susah. Susah, bagi mereka yang tidak doyan makan.
Cara membuatnya, “Versi Sanusi Arbi” adalah: Pertama: menyiapkan beras ketan yang sudah dibersihkan secukupnya. Kedua: Siapkan (tungku), tempat memasak bahasa Sasak disebut Jangkeh atau Jalik. Ketiga: Nyalakan api menggunakan kayu bakar di jangkeh tersebut. Empat: Tuang Ketan kedalam panci yang sudah berisi air kemudian di rebus diatas api yang sudah menyala.
Tunggu beberapa menit, sampai dipastikan betul-betul sudah matang. Setelah ketan yang direbus itu dipastikan matang, kemudian turunkan dari jangkeh. Tapi Ingat !, Jangan buru-buru, tunggu dingin sebentar agar tangan anda tidak kepanasan. Langkah berikutnya, campurkan ketan dengan parutan kelapa, aduk hingga rata. Setelah itu, kemdian di tumbuk (tujaq) di dalam Ember kecil dengan menggunakan potongan kayu (anak lisung), sebesar lengan orang dewasa, ukuran 50-60 Cm. Menumbuknya membutuhkan waktu antara 15 hingga 25 menit.
Memang cukup menguras tenaga, tapi anggap itu bagian dari olahraga, khususnya para ibu rumah tangga. Untuk mendapatkan hasil yang baik, dibutuhkan kesabaran serta ketelitian dalam bekerja. Untuk mengetahui jadi/tidaknya JT tersebut adalah, apabila campuran ketan dan parutan kelapa sudah tidak terlihat lagi atau kita sudah tidak bisa membedakan mana ketan dan mana parutan kelapa, berarti JT sudah jadi dan siap untuk disajikan.
Dalam menikmati JT, biasanya masyarakat lombok ditemani dengan segelas kopi. Kebanyakan masyarakat Lombok (sasak) menyajikan JT , dikala ada orang pesta (begawe), baik itu pesta perkawinan, khitanan (molong otak leseq), molang maliq dan lain sebagainya. Ketika tiba waktu lebaran (hari raya-red), JT menjdi paforit masyarakat Lombok, apalagi makannya dicampur poteng (terbuat dari ketan), tentu akan terasa sedapnya. Ini salah satu makanan kesukaan warga Bebidas, Ketangga, Suela, Batu Basong, Toya, Bile Kembar, Suntalangu, termasuk masyarakat yang ada disekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH SUNTALANGU

SEJARAH DESA KETANGGA